Perkembangan teknologi digital makin mengganas, namun Tini masih
saja mengandalkan dua buah mesin tik bekasnya untuk penghidupan.
Di suatu siang
yang cukup mendung, Tini masih masyuk dengan pekerjaannya. Jari-jarinya lincah
menari di atas papan mesin tik sedangkan matanya fokus membaca jilidan kertas.
Sekalipun ia mengobrol dengan saya ataupun pelanggannya, irama ketikan Tini
tidak sedikitpun melambat. Hasil ketikan Tini pun jarang sekali salah. Bisa
dibilang, ia memiliki konsentrasi yang luar biasa bagus.
Tini, 40
tahun, adalah seorang tukang ketik manual. Kiosnya, Shinta Ketik Manual, berada
di ujung perempatan Jalan Colombo. Setiap hari, ia harus menempuh perjalanan
selama kurang lebih satu jam. Maklumlah, rumahnya terletak di daerah Pajangan, perbatasan
antara Bantul dan Kulonprogo.