Kamis, 21 Mei 2015

Masjid Mi’roojul-Muttaqiinalloh Jejeran / Ekspedisi Masjid Kagungan Dalem

#Liputan 

Masjid Mi’roojul-Muttaqiinalloh adalah salah satu masjid kagungan dalem. Masjid ini persisnya terletak di dusun Jejeran, kelurahan Wonokromo, kecamatan Pleret, Bantul. Dusun Jejeran sendiri dikenal sebagai dusun santri sejak K. H. Nawawi membangun pesantren sejak tahun 1901. Sampai tahun 2014, jumlah pondok pesantren berkembang menjadi 8 buah. Kedelapan masjid ini adalah tempat belajar dari kurang lebih 1.100-an santri. Walau terkenal sebagai dusun santri, namun dusun Jejeran hanya memiliki satu masjid yakni Masjid Mi’roojul-Muttaqiinalloh. Selebihnya, banyak bertebaran mushola-mushola.
Masjid Mi’roojul-Muttaqiinalloh merupakan salah satu satu masjid kagungan dalem yang berdiri di atas tanah keraton Yogyakarta. Masjid ini berdiri sejak zaman pemerintahan Sultan Hamengku Buwono III pada akhir abad 16. Di atas tanah seluas 220 meter persegi menjadi, bangunan masjid ini berdiri. Posisi masjid berada hampir di tengah-tengah dusun dan memiliki arsitektur khas Jawa klasik.
Masjid Kuno yang Tampak Modern, Perhatikan Mustikanya


Pada mulanya, bangunan Masjid Mi’roojul-Muttaqiinalloh hanya seluas 6x6 meter dan berbentuk limasan. Kemudian, bangunan mengalami perluasan menjadi 8x8 meter dan 10x6 meter. Beberapa perubahan kembali terjadi – terutama pasca gempa 2006— sehingga kini masjid terlihat lebih seperti masjid modern. Padahal, bangunan utama masjid masih kental dengan arsitektur khas Keraton.
Saat gempa 2006 terjadi, dusun Jejeran luluh lantak. Kawasan ini dinilai merupakan salah satu kawasan rawan gempa. Bisa dibilang, pasca gempa dusun Jejeran berubah menjadi hutan yang sempat ditempati. Jaringan listrik padam berpuluh-puluh hari. Di lain waktu, hujan lebat membanjiri tenda pengungsian. Rumah-rumah penduduk ambruk, dan puluhan korban jiwa melayang.
Masjid Mi’roojul-Muttaqiinalloh  mengalami nasib serupa. Ia jadi tak layak pakai. Pada kondisi kritis demikian, masyarakat dimintai bantuan dana demi membetulkan bangunan masjid yang tampak payah. Perbaikan ini dilakukan segera mengingat bantuan dari luar tak segera datang. Maka, disepakatilah untuk merehab bagian utama masjid saja. Pada perundingan setelahnya, disepakati masjid akan tetap dibangun dengan mempertahankan kondisi arsitektur Jawa klasik.
Tempat Imam dan Mimbar Masjid Jejeran

Barisan Tempat Makmum Masjid Jejeran

Bedug Zaman Lawas Masih Terlihat Oke 

Kini, luas bangunan Masjid Mi’roojul-Muttaqiinalloh tercatat menjadi 12x12 meter dan ukuran serambi 18x18 meter. Jarak antara masjid dan serambi 3,80x18 m. Dan memiliki luas total sekitar 630an meter persegi. Masjid juga mengalami perubahan ketinggian. Saka guru yang masih asli dinaikkan setinggi 2 meter dengan harapan kubah bagian utama masjid lebih tinggi ketimbang bagian serambi.
Di kawasan Masjid Mi’roojul-Muttaqiinalloh, terdapat makam istri Sultan Hamengku Buwono III. Selain itu, terdapat pula makam Kyai Jejer yang punya hubungan dekat dengan Sultan Agung Hanyorokusumah. 
Komplek Makam di Masjid Jejeran

Kyai Jejer adalah ayah dari Kanjeng Ratu Kilen yang menjadi istri dari Sultan Agung. Selain itu Kyai Jejer merupakan cucu dari Sunan Drajad yang bernama Syekh Syarifudin dan Sunan Bonang yang bernama Maulana Makdum Ibrahim. Kyai Jejeran juga merupakan cucu-cicit dari Sunan Ampel (Raden Ahmad Rahmatulloh). Oleh keraton Mataram, Kyai Jejeran dijuluki juru Suroprobo.

*Merupakan tulisan asli sebelum diterbitkan dalam Buku Bunga rampai Masjid Kagungan Dalem dan Masjid Cagar Budaya Daerah Istimewa Yogyakarta, Dinas Kebudayaan DIY.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar