Jumat, 23 Oktober 2015

Alergi: Musabab dan Solusinya (II)

#Hari Kesembilanbelas Bulan Blogging KBM UGM

Lalu, saya tertarik mengadakan “penelitian” tentang alergi yang diderita kawan-kawan saya di jurusan Kajian Budaya dan Media. Tujuannya mulia: supaya saya tahu apa yang boleh dan tidak boleh saya berikan pada mereka. Baiq hati sekali saya. Jadi terharu.

Karena niat dari tulisan ini adalah membantu, maka tidak akan ada inisial atau nama alias. Semua identitas akan ditulis secara terang benderang. Jadi, kawan-kawan lain bisa juga membantu para penderita alergi ini.

Dari sekian kawan yang saya tanyai, ada beberapa alergi kerap diderita. Antara lain alergi dingin, alergi debu, alergi makanan tertentu, alergi manusia sok pintar, dan alergi yang berkaitan urusan percintaan. Tapi ada yang lebih epic, yakni alergi kepunyaan Mbak Sumayya perempuan random ke-arab-araban.

Mari lihat penjabarannya di posting esok hari!

Alergi Dingin

Siapa saja penderita alergi dingin? Salah satunya adalah Mbak Chacha yang cantik dan menggemaskan. Ketika saya tanya via whats app dia punya alergi apa, dia jawab “Namanya kaligata atau biduran.”

Saya syok, ternyata perempuan cantik juga tak bisa mengelak dari nasib! Biduran pula. Chacha mendaku pertama kali terkena biduran saat mulai kuliah S1 di Universitas Padjadjaran yang mana adalah terletak di Bandung, Jawa Barat. Seperti kita ketahui bersama, bumi pasundan kan dingin luar biasa. Nah, suhu dingin ini yang membuat Chacha sering kena biduran. Maklum, sedari kecil, Chacha tinggal di daerah pesisir yaitu Cirebon. “Jadi pas merantau ke Bandung perlu adaptasi yang lama sama suhu di sana,” katanya.

Bagi Chacha, salah satu solusi menghadapi alergi dingin adalah kehangatan. Ia bilang, “Aku selalu butuh kehangatan. Salah satu cara biar ngga alergi: mencari kehangatan. Silakan dipersepsi masing-masing," kata dia. 

Barangkali yang sedang berusaha dekat dengan Chacha bisa sering-sering membawakan selimut, mintak tawon, dan wedang jahe, beserta ubi rebus. Jaga selalu Chacha tetap berada dalam kehangatan.

Selain Chacha, ada juga Mbak Neli yang sama-sama menderita alergi terhadap dingin.Tapi saya haqul yakin Kaks Dimas sudah memberinya kehangatan cinta kasih yang luar biasa. Makanya, alergi dingin Mbak Neli jarang kambuh.


Tapi, ada lagi yang lebih mandiri. Ialah Ni Ketut Ari. Perempuan Bali ini juga alergi dingin. Kita harus memberi dia penghormatan tanpa akhir! Tanpa harus dihangatkan oleh seseorang, ia berhasil menghalau kedinginan yang melanda hati dan raganya seorang diri. Cukup dengan minyak telon atau mandi dengan air daun sirih lantas menggosokkan garam pada badan, maka voila! Sembuhlah ia!

Alergi yang lain, kita lihat di postingan kapan-kapan!

2 komentar:

  1. Will Smith di iRobot alergi bullsh*t katanya.

    BalasHapus
  2. Aku alergi sama orang yng gampang alergi, sama kayak mas aji.

    BalasHapus