#Hari Kesembilanbelas
Bulan Blogging KBM UGM
Lalu, saya
tertarik mengadakan “penelitian” tentang alergi yang diderita kawan-kawan saya
di jurusan Kajian Budaya dan Media. Tujuannya mulia: supaya saya tahu apa yang boleh
dan tidak boleh saya berikan pada mereka. Baiq hati sekali saya. Jadi terharu.
Karena niat
dari tulisan ini adalah membantu, maka tidak akan ada inisial atau nama alias.
Semua identitas akan ditulis secara terang benderang. Jadi, kawan-kawan lain
bisa juga membantu para penderita alergi ini.
Dari sekian
kawan yang saya tanyai, ada beberapa alergi kerap diderita. Antara lain alergi
dingin, alergi debu, alergi makanan tertentu, alergi manusia sok pintar, dan
alergi yang berkaitan urusan percintaan. Tapi ada yang lebih epic, yakni alergi kepunyaan Mbak
Sumayya perempuan random ke-arab-araban.
Mari lihat
penjabarannya di posting esok hari!
Alergi Dingin
Siapa saja penderita
alergi dingin? Salah satunya adalah Mbak Chacha yang cantik dan menggemaskan.
Ketika saya tanya via whats app dia punya alergi apa, dia jawab “Namanya
kaligata atau biduran.”
Saya syok,
ternyata perempuan cantik juga tak bisa mengelak dari nasib! Biduran pula.
Chacha mendaku pertama kali terkena biduran saat mulai kuliah S1 di Universitas
Padjadjaran yang mana adalah terletak di Bandung, Jawa Barat. Seperti kita
ketahui bersama, bumi pasundan kan dingin luar biasa. Nah, suhu dingin ini yang
membuat Chacha sering kena biduran. Maklum, sedari kecil, Chacha tinggal di
daerah pesisir yaitu Cirebon. “Jadi pas merantau ke Bandung perlu adaptasi yang
lama sama suhu di sana,” katanya.
Bagi Chacha,
salah satu solusi menghadapi alergi dingin adalah kehangatan. Ia bilang, “Aku
selalu butuh kehangatan. Salah satu cara biar ngga alergi: mencari kehangatan. Silakan dipersepsi masing-masing," kata dia.
Barangkali
yang sedang berusaha dekat dengan Chacha bisa sering-sering membawakan selimut,
mintak tawon, dan wedang jahe, beserta ubi rebus. Jaga selalu Chacha tetap
berada dalam kehangatan.
Selain Chacha,
ada juga Mbak Neli yang sama-sama menderita alergi terhadap dingin.Tapi saya haqul yakin Kaks
Dimas sudah memberinya kehangatan cinta kasih yang luar biasa. Makanya, alergi
dingin Mbak Neli jarang kambuh.
Tapi, ada
lagi yang lebih mandiri. Ialah Ni Ketut Ari. Perempuan Bali ini juga alergi
dingin. Kita harus memberi dia penghormatan tanpa akhir! Tanpa harus
dihangatkan oleh seseorang, ia berhasil menghalau kedinginan yang melanda hati
dan raganya seorang diri. Cukup dengan minyak telon atau mandi dengan air
daun sirih lantas menggosokkan garam pada badan, maka voila! Sembuhlah ia!
Alergi yang lain, kita lihat di postingan kapan-kapan!
Will Smith di iRobot alergi bullsh*t katanya.
BalasHapusAku alergi sama orang yng gampang alergi, sama kayak mas aji.
BalasHapus