Kamis, 08 Oktober 2015

Mereka Yang Protes

#Hari Keempat Bulan Blogging KBM UGM

Kemarin, pasca menyebarkan link tentang lagu cinta pilihan kawan-kawan kelas, HP saya berbunyi terus. Manusia-manusia penghuni kelas KBM 2015 yang biasanya manis bagai anjing poodle ini berubah ganas. Gelombang protes mengalir. Ada yang protes karena saya salah tulis alias typo sampai ada protes yang berujung curhat dan pamer. 


Kredit: https://temperamen.files.wordpress.com/2011/10/mansup1.jpg


Nah, demi menyenangkan hati mereka kembali, maka protes itu akan saya sampaikan di tulisan ini. Anggaplah ini sebuah tulisan ralat. Atau anggaplah ini tanggapan dari surat pembaca. Tapi jangan anggap ini sebagai permintaan maaf. Nope! 


*Demi menjaga nama baik narasumber, (lagi-lagi) nama terpaksa saya samarkan. Tapi jika Anda benar penasaran, silakan kirim email pada saya. Nanti bisa saya beri nama lengkap, alamat, tanggal lahir, dan golongan darah dari para pemilik inisial ini. 

1. Protes pertama dari AF
Pukul tujuh malam lewat empat menit, HP saya yang lebih sering sunyi tiba-tiba berdenting. Ternyata, AF memberi pesan via whats app. Bunyinya begini, “Lagune aku ganti, ‘Aishiteru’.”
Lantas saya jadi ingat percakapan kami berdua beberapa hari lalu. Saat itu kami berdua pusing dengan kelakuan Mbak Maya, seorang wota ekstremis, yang sering njeplak apapun dalam jepang-jepangan. Termasuk tentang lagu-lagu. 


Aing nggak ngerti sama sekali lagu-lagu Jepang,” ujar saya kepada AF.
“Aku yo mung ngerti lagune Zivilia. Aishiteru,” ujar AF sambil tertunduk malu. 

Lantas, saya pun menanyakan AF, mengapa dia suka “Aishiteru”? Doi menjawab dengan perasaan getir lewat whats app, “Memang benar, menunggu (kepastian antara ya dan tidak) itu menyebalkan.”

Saya, yang di-KBM biasa diajari untuk suudzon, lantas berpikir pasti AF biasa ditolak. Hahaha. Tapi, demi pertanyaan objektif serta supaya tidak melukai hatinya yang rapuh, saya ubah redaksional pertanyaan berikutnya menjadi, “Kowe biasa ditolak apa menolak bro?”

“Aku (pernah) menolak. Justru puncaknya di jaman SMA sering menolak.” Yang menyebalkan adalah AF menambahi hastag #sorryrodoksombong. 

Saya betul-betul menyesal kasih pertanyaan itu. Andai bisa memutar waktu barang lima menit, maka akan saya tanya, “Kowe biasa ditolak atau tertolak bro?”
Hm. Tapi bagaimanapun menyesalnya saya, kita semua harus mengakui bahwasannya AF ternyata memang penuh pesona. 

2. Protes kedua dari AWA
AWA termasuk salah satu orang yang merespon tulisan saya dengan cepat. Satu-satunya yang ia permasalahkan adalah deskripsi saya tentang AWA. Ya gimana, blio memang habis ditinggal nikah sama mantannya kok. Apa saya berdusta? Tenang Mas, mantanku malah nikah sama sepupuku. (Ayo kita curhat sajalah di sesi lain.)

3. Protes ketiga dari MPFP
Setelah menghabiskan hari-hari yang indah bersama MPFP selama dua bulan, saya jadi tahu kalau MPFP bisa berubah menjadi seorang grammar NAZI. Apalagi kalau saya keliru menulis pandangan dia terhadap sesuatu. Wah, bisa rusak semua makna yang doi maksud. Terutama perasaan dan analisis doi soal lagu pilihannya. 

Pada postingan sebelumnya, MPFP memilih lagu "Runaway"-nya The Corrs karena berisi lirik “make love to me throught the sight.” 

Awalnya saya pikir lirik tersebut benar dan memang niatnya adalah sebuah ungkapan kiasan belaka. Jebul saya salah. MPFP bilang bahwa kata "sight" seharusnya "night". Jadi lirik yang benar adalah “make love to me throught the night.” 

Nah, makin ketahuan ‘kan isi kepala MPFP?
Ya begitulah. Dia memang begitu.

4. Protes keempat dari PDV
Ternyata doi ndak menerima pesan saya yang bertanya lagu jatuh cinta. Barangkali kelewat. Maaf ya. Tapi, pada komentar di postingan sebelumnya, PDV bilang kalau tembang jatuh cinta pilihannya adalah lagu “I Do” milik Evelin. 
Lantas saya langsung cari-cari.
Ah sudahlah, mengingat PDV adalah upaya menyakiti diri sendiri. Blio ini sudah mau tunangan akhir tahun ini. Sedang nasib saya? Proficiat!

5. Protes kelima dari Mbak Maya. 
Tak elok rasanya bila saya tidak mohon ampun kepada Mbak Maya. Ternyata, pada malam karaoke yang haru biru itu, blio juga memilih lagu galau mengiris ulu hati. Demi menekankan bahwa blio memang lagi galau, blio rela menulis bantahan terhadap tulisan saya. Sila baca tulisan protes blio pada saya. Resapi judulnya, dan kita justru akan menangis bersama. 

Selain berisi protes, hari kemarin, dua orang teman akhirnya mau buka mulut perihal lagu jatuh cinta pilihannya. Dialah AZW dan YP. 

1. AZW
Jadi kemarin, AZW belum sempat memberi lagu pilihannya. Nah sebelum saya beberkan lagu jatuh cinta versi saya, baiknya saya deskripsikan dulu sedikit tentang AZW. AZW adalah laki-laki asli Jogja. Perawakannya lumayan tinggi, berkulit putih. Dan tahun 2014 lalu, blio terpilih sebagai Dimas Jogjakarta. Semacam abnon Jakarte.
Nah, Anda tahu lagu pilihannya?

“Godai Aku” milik Mbak Agnes Monica!


Saya syok pemirsa. Bayangkalah seorang AZW dengan lincah menari sambil menyanyi “Godai Aku Lagi”. 

Lantas AZW bernyanyi lewat huruf-huruf di atas layar HP saya.
“Berdetak kencang rasanya dadaku ini ingin berteriak aku mau kamu. Tubuhku bergerak aku tak bisa diam aku tak mau menunggu kamu.”

Uwees Mas, uweees. Cukup!

2. YP
Nah, ini diaaa. Ini diaaa. Ini diaaaa. Ini diaaaa. 
Saya kehabisan kata-kata mendeksripsikan salah satu makhluk ini di dalam kelas ini. Ketertarikannya rumit. Berkebalikan dengan saya yang alim-alim saja. (penggunaan kata alim yang menunjuk subjek saya tentu menunjukkan apa ketertarikan YP. Hahaha) Jadi, jarang sekali kita nyambung kalau mengobrol. 
Doi memilih lagu “Selamat Pagi, Malam.” Milik Agustien Oendari


*Dan saya langsung naksir dengan lagu pilihan YP. Makasih YP. Sun klomoh!

2 komentar: